Oleh :
Asyhari
A. Usman, M.Pd
Dosen
Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Kie Raha Ternate
PENDAHULUAN
Pembaharuan dan
perubahan hendaknya dimulai dari pribadi guru itu sendiri selaku pelaku dan
ujung tombak dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini proses
pembelajaran yang dilakukan di kelas tidak terlepas dari peran yang dimainkan
oleh tenaga pengajar. Oleh karena itu tenaga pengajar menjadi salah satu
komponen penting dari suatu sistem pembelajaran. Untuk itu kualitas tenaga
pengajar sebagai profesional dalam bidangnya tidak hanya sebatas penguasaan
terhadap metodologi mengajar dan penguasaan bahan ajar yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran.
Guru profesional akan secara terus
menerus menambah dan meningkatkan kemampuannya sesuai dengan tugas dan
tanggung-jawabnya. Berkaitan dengan otonomi guru dalam pengelolaan kelas, guru
memiliki tanggung jawab penuh untuk keberhasilan pembelajaran peserta didik.
Dengan kata lain apa yang akan dilakukan guru dalam kelas bergantung pada guru
itu sendiri. Dengan demikian guru memiliki kesempatan yang luas untuk
berinovasi yang dianggapnya bermanfaat dalam meningkatkan kinerjanya. Berkenaan
dengan pemanfaatan hasil penelitian. Selama ini banyak penelitian yang telah, sedang
dan akan dilakukan peneliti, akan tetapi hasilnya sulit diterapkan oleh guru.
Hal ini selain masalah yang dikaji bukan berasal dari kebutuhan dan masalah
yang dihadapi guru.
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam
upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Hopkins (dalam Wiriaatmadya, 2007: 11), bahwa PTK adalah penelitian
yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu
tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk
memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlihat dalam sebuah proses perbaikan
dan perubahan.
Kemmis Dan Taggart (1988), juga
menambahkan bahwa PTK sebagai bentuk refleksi diri kolektif yang didahulukan
oleh para partisipan dalam situasi sosial dengan tujuan untuk meningkatkan
produktivitas, rasionalitas, keadilan pada persoalan sosial, atau praktik
pendidikan. Partisipannya adalah guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, dan
anggota masyarakat. Dengan demikian PTK sangat penting dan memiliki peran yang
sangat strategis dalam kaitannya dengan
PEMBAHASAN
Pengertian
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas atau dalam
bahasa Inggris dikenal dengan classroom action research sejak lama berkembang
di negara-negara maju seperti Inggris. Australia dan Amerika. Ahli-ahli pendidikan di negara
tersebut menaruh perhatian yang cukup
besar terhadap PTK. Hal ini dikarenakan jenis penelitian ini mampu
menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme dalam proses belajar mengajar
di kelas dengan melihat indikator keberhasilan proses pembelajaran, mengingat
PTK merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri dan hasilnya dapat dimanfaatkan
sebagai alat untuk mengembangkan kurikulum, sekolah, dan pengembangan dalam
proses belajar mengajar
Menurut Kurt Lewin, action research
dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu: (1) penelitian komparatif yang
membandingkan kondisi dan pengaruh dari berbagai ragam tindakan sosial, dan (2)
penelitian yang merespon konflik-konflik sosial tertentu dan mengarahkannya
pada tindakan sosial. Pengetahuan (teori) tentang tindakan sosial dapat
dikembangkan dari hasil pengamatan terhadap tindakan dalam konteks.
Suharsimi (2002) menjelaskan bahwa
PTK merupakan gabungan definisi dari
tiga kata yaitu “Penelitian” + “Tindakan“ + “Kelas”. Penelitian dapat diartikan
sebagai kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan
suatu masalah. Tindakan yaitu sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan. Sedangkan
Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula.
Tujuan
Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan utama
PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus
mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang
akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan
profesinya.Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna
memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Tujuan PTK
antara lain :
a. Meningkatkan mutu isi, masukan,
proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
b. Membantu guru dan tenaga
kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di
dalam dan luar kelas.
c. Meningkatkan sikap profesional
pendidik dan tenaga kependidikan.
d. Menumbuh-kembangkan budaya
akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam
melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.
Dengan memperhatikan
tujuan dan hasil yang dapai dapat dicapai melalui PTK, terdapat sejumlah
manfaat PTK antara lain sebagai berikut.
a. Menghasilkan laporan-laporan PTK
yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan
kulitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat
dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan
antara lain disajikan dalam forum ilmiah.
b. Menumbuhkembangkan kebiasaan,
budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan
pendidik. Hal ini ikut mendukung profesionalisme dan karir pendidik.
c. Mewujudkan kerja sama,
kaloborasi, dan atau sinergi antar pendidik dalam satu sekolah atau beberapa
sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan
mutu pembelajaran.
d. Meningkatkan kemampuan pendidik
dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan
tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas..
e. Memupuk dan meningkatkan
keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun
dapat meningkat.
f. Mendorong terwujudnya proses
pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkan
siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam
pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.
Persyaratan
Penelitian Tindakan Kelas
Untuk mencapai tujuan PTK , dalam pelaksanaannya, maka berbagai
kondisi harus dipenuhi sebagaimana dijelaskan Hodgkinson (1988) dalam Mega dan
Dewi (2009:32) sebagai berikut:
1.
Kesediaan untuk mengakui kekurangan diri.
2.
Kesempatan yang memadai untuk menemukan sesuatu yang baru.
3.
Dorongan untuk mengemukakan gagasan baru.
4.
Waktu yang tersedia untuk melakukan percobaan.
5.
Kepercayaan timbal balik antar orang-orang yang terlibat.
6.
Pengetahuan tentang dasar-dasar proses kelompok oleh peserta
penelitian,
Wardani, dkk
(2006:23-24) memaparkan kondisi yang harus dipenuhi agar pelaksanaan PTK
berhasil dengan maksimal adalah:
1. Sekolah
harus memberikan kebebasan yang memadai bagi guru untuk melakukan PTK,
berkolaborasi dengan teman guru lainnya, dapat secara bebas meminta rekan
sejawat menjadi pengamat bagi kelasnya, dan bebas berdiskusi tentang kemajuan
kelasnya, di samping dapat menumbuhkan rasa saling mempercayai. Namun kenyataan
menunjukkan bahwa masalah birokrasi dan formalitas yang ada di sekolah sering
kali tidak menunjang terjadinya hal tersebut.
2. Sejalan
dengan pemikiran di atas, maka birokrasi dan formalitas organisasi di sekolah
hendaknya diminimalkan. Sebaliknya yang harus ditumbuhkan adalah kolaborasi
atas kerjasama yang saling menguntungkan, serta pengambilan keputusan secara
bersama.
3. Sekolah
semestinya selalu mempertanyakan apa yang diinginkan bagi sekolahnya. Jika
keinginan tersebut memang merupakan komitmen sekolah, maka PTK seagai satu
bentuk inovasi di sekolah akan dapat tumbuh subur dan kegiatan PTK mungkin akan
menjadi kegiatan rutin bagi guru.
4. PTK
mempersyaratkan keterbukaan dari semua staf sekolah untuk membahas masalah yang
dihadapi tanpa rasa khawatir akan dicemoohkan. Diskusi dengan teman sejawat
tentang masalah yang dihadapi dan kemudian setiap staf menganggap masalah yang
dibahas merupakan masalah bersama, merupakan kondisi yang dipersyaratkan untuk
berkembangnya PTK di sekolah.
5. Sikap
kepala sekolah dan staf administrasi harus menunjang terjadinya pembaharuan.
Sikap negatif yang ditunjukkan meskipun hanya selintas akan merusak iklim
inovasi yaang sedang tumbuh.
6. Guru
dan siswa harus mempunyai rasa percaya diri yang tinggi bahwa mereka sedang
melakukan satu pembaharuan yang didukung oleh kepala sekolah dan juga orang
tua.
7. Guru
harus siap menghadapi berbagai konflik yang baru biasanya mendapat perhatian
lebih daripada yang lama yang sudah diakrabi setiap hari. Hal ini perlu untuk
menghindari munculnya kecemburuan sosial.
Kritik
Terhadap PTK
Beberapa
kritik yang berkaitan dengan eksistensi PTK di sampaikan oleh Semiawan
(2007:174-175) sebagai berikut:
1. PTK
harus lebih menjelaskan perbedaan ciri tindakan dari penelitian dan pada
gilirannya juga antara pengajaran dan penelitian. Istilahistilah tersebut tidak
boleh dipakai secara berganda. Kalau research atau penelitian menunjuk
pada penyelidikan yang sistematis (systematic inquiry) yang ditandai
oleh perangkat prinsip, pedoman, dengan prosedur tertentu dan dapat dievaluasi
berdasarkan kriteria keabsahan dan keajegan, maka pengajaran mencakup aplikasi
keterampilan profesional dan teknis serta pengetahuan tentang situasi
tertentu.Penelitian dapat berfungsi mengupayakan pertanyaan tentang mengajar
dan belajar, sedangkan tindakan itu sendiri dimaksudkan sebagai upaya perbaikan
situasi tertentu.
2. Refleksi
adalah istilah yang banyak diterjemahkan secara kurang cermat sehingga
memerlukan kejelasan yang lebih tinggi. Antara deskripsi anekdot dan refleksi
sering ada ketidakjelasan perbedaan.
3. Kerjasama
yang bersifat kemitraan merupakan salah satu ingredien PTK pada tingkat mana
dan bagaimana kerjasama itu harus dilaksanakan? Hal tersebut sering
diinterpretasikan dan dilaksanakan kurang tepat.
4. Siklus
PTK meskipun pada dasarnya sama, namun pada hakikatnya pelaksanaannya sangat
situasional menyebabkan perbedaan-perbedaan. sangat besar pada pelaksanaan.
Dengan demikian, PTK sulit digeneralisasikan.
KESIMPULAN
1.
Pembaharuan dan
perubahan hendaknya dimulai dari pribadi guru itu sendiri selaku pelaku dan
ujung tombak dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
2.
PTK merupakan
satu upaya untuk menumbuh kembangkan pembaharuan yang dapat meningkatkan atau
memperbaiki proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.
3.
Melalui PTK
tenaga pengajar dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya
sendiri. Di samping itu laporan PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk
mendapatkan angka kredit dalam kepangkatan karirnya sebagai pendidik.
Daftar Pustaka
Association for Educational Communication and
Technology. The Definition of Educational Terminoloogy, Washington:
AECT, 1977, Alihbahasa: Arief S. Sadiman dkk. Jakarta: Rajawali 1986
Arikunto, S., Suhardjono., dan Supardi. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Daryanto. Penelitian Tindakan Kelas dan
Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media. 2011.
Kemmis, S. and McTaggart, R. 1988. The Action
Researh Reader. Victoria, Deakin University Press.
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Pengembangan Profesi Guru.
Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar