Sabtu, 28 Maret 2020

PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM


Oleh :
Asyhari A. Usman
Materi Perkuliahan Pengantar Pendidikan Pada Pertemuan ke-6 Program Studi Pendidikan Fisika


A.    Pengertian Sistem
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas proses pendidikan adalah pendekatan sistem. Melalui pendekatan sistem kita dapat melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proses. Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Wina Sanjaya (2006 : 49)  
Roger A Kaufman (2006) mengemukakan bahwa  sistem adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yang bekerja secara independent dan bekerja bersama untuk mencapai hasil yang dikehendaki berdasarkan asas kebutuhan.
Notonagoro (2010) menegaskan bahwa system adalah suatu rangkaian keseluruhan kebutuhan sebagai kesatuan, selain itu Wina Sanjaya (2009 : 195) juga mengatakan bahwa sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Lebih lanjut Wina Sanjaya menambahakan bawa dari pengertian tersebut, maka ada tiga hal yang menjadi karakteristik suatu sistem, yakni; (1) setiap sistem pasti memiliki tujuan, (2) sistem selalu mengandung suatu proses (3) proses kegiatan dalam suatu sistem selalu melibatkan dan memanfaatkan berbagai komponen atau unsur – unsur tersebut.
Sistem merupakan  suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen-komponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing-masing, Tetapi secara fungsi komponen-komponen itu, terarah pada pencapaian tujuan (tujuan dari sistem).
Dari berbagai pengertian diatas, dapat dismpulkan bahwa sistem adalah suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dari komponen-komponen yang saling berinteraksi atau interdependensi dalam mencapai tujuan.
Suatu sistem memiliki ukuran dan batas yang relatif. Bisa terjadi suatu sistem tertentu pada dasarnya merupakan subsistem dari suatu sistem yang lebih luas. Misalnya sistem pembelajaran yang memiliki komponen – komponen tertentu pada dasarnya merupakan subsistem dari sistem pendidikan; dan sistem pendidikan merupakan subsistem dari sistem sosial masyarakat. Wina Sanjaya (2009 : 196)
Ely (1972) dalam Wina Sanjaya (2009 : 197) mengemukakan bahwa sistem bermanfaat untuk merancang atau merencanakan suatu proses pembelajaran. Perencanaan adalah proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan.  Lebih lanjut ditegaskan bahwa proses perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran memiliki beberapa keuntungan, yakni :
1.      Melalui sistem perencanaan yang matang, guru akan terhidar dari keberhasilan secara untung – untungan, dengan demikian sistem memiliki daya ramal yang kuat tentang keberhasilan suatu proses pembelajaran.
2.      Melalui sistem perencanaan yang sistematik, setiap guru dapat menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi sehingga dapat menentukan berbagai strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3.      Melalui sistem perencanaan, guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk ketercapaian tujuan.       

B.     Teori Sistem
1.      R. Mudyahardjo (2001 : 41) menyebutkan Karakteristik Teori Sistem terdiri dari :
a)      Keseluruhan adalah hal yang utama dan bagian – bagian adalah hal yang kedua.
b)      Integrasi adalah kondisi saling hubungan antara bagian – bagian dalam suatu sistem
c)      Bagian – bagian membentuk sebuah keseluruhan yang tak dapat dipisahkan
d)     Bagian – bagian memainkan peranan mereka dalam kesatuannya untuk mencapai tujuan dari keseluruhan.
e)      Sifat bagian dan fungsinya dalam keseluruhan dan tingkah lakunya diatur oleh keseluruhan terhadap hubungan – hubungan bagiannya.
f)       Keseluruhan adalah sebuah sistem atau sebuah kompleks atau sebuah konfigurasi dari energi dan berperilaku seperti sesuatu unsur tunggal yang tidak kompleks.
g)      Segala sesuatu haruslah dimulai dari keseluruhan sebagai suatu dasar, dan bagian – bagian serta hubungan – hubungan, baru kemudian terjadi secara berangsur – angsur.
2.      Pendidikan Sebagai Sistem
Pendidikan adalah satu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam membantu terjadinya proses transformasi atau perubahan tingkah laku seseorang sehingga mencapai kualitas hidup yang  diharapkan. Pendidikan merupakan sistem sosial. Sistem sosial merupakan sebuah kesatuan peristiwa atau kejadian yang dilakukan sekelompok orang untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan.
Pendidikan merupakan sistem sosial. Sistem sosial merupakan sebuah kesatuan peristiwa atau kejadian yang dilakukan sekelompok orang untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan. Sebagai sistem sosial, pendidikan merupakan sistem terbuka, dibatasi sebagai sistem yang memperoleh masukan dari lingkungan dan memberikan hasil transformasinya kepada lingkungan.
Sebagai sistem terbuka sistem memiliki ciri-ciri :
1.        Mengambil energi (masukan) dari lingkungan;
2.        Mentransformasikan energi yang tersedia;
3.        Memberikan hasil kepada lingkungan;
4.        Sistem merupakan rangkaian peristiwa atau kejadian yang terus berlangsung;
5.        Untuk dapat hidup terus, sistem harus bergerak melawan proses  entropi;
6.        Masukan sistem tidak hanya bersifat material, tetapi juga  informasi yang pengambilannya bersifat selektif dan balikannya merupakan balikan negative;
7.        Dalam sistem terdapat dalam keadaan statis dan keseimbangan intern (homeostatis) yang dinamis;
8.        Sistem bergerak kepada melakukan peranan yang makin deferensial;
9.        Sistem dapat mencapai keadaan akhir yang sama dengan kondisi awal  yang berbeda dan dengan cara-cara pencapaian yang tidak  sama;




1.      Tipe – Tipe Sistem
1)      Sistem Alam dan Sistem Buatan
a)      Sistem Alami
Sistem ini merupakan benda – benda atau peristiwa – peristiwa alam yang bekerja berdasarkan hukum – hukum alam, dan hubungan antara masukan dengan hasil dapat diramalkan secara ilmiah.
b)      Sistem Buatan Manusia
Sistem yang dirancang, dilaksanakan, dan dikendalikan oleh manusia, dan hubungan antara masukan yang diambil dari sistem alami, dengan hasil diatur oleh manusia.
2)        Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
a)      Sistem Tertutup
Sistem yang struktur organisasi bagian – bagiannya tidak mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sekurang – kurangnya dalam jangka waktu pendek. Struktur bagian – bagian tersusun secara tetap dan bentuk operasinya berjalan otomatis.  
b)      Sistem Terbuka
Sistem yang struktur bagiannya terus menyesuaikan diri dengan masukan dari lingkungan yang terus menerus berubah – ubah dalam usaha dapat mencapai kapasitas optimalnya. Struktur bagian – bagian bersifat lentur dan bentuk operasinya dinamis.
Karakteristik sistem terbuka yaitu :
(1). Mendatangkan energi
Sistem terbuka mengimpor beberapa bentuk energi dari lingkungan.
(2). Mengekspor hasil
Sistem terbuka mentransformasikan energi yang tersedia
(3) Mengekspor hasil
Sistem terbuka menyampaikan sesuatu hasil kepada lingkungan
(4) Sebuah Rangkaian Peristiwa
Sistem terbuka merupakan sistem yang mempunyai pola kegiatan dan pertukaran energi yang merupakan suatu pertukaran.
(5) Negentropi
Sistem terbuka harus bergerak melawan proses entropi atau proses menuju kehancuran, agar terus dapat hidup.
(6) Balikan negatif
Sistem terbuka memperoleh informasi tentang kekurangan – kekurangan produk/ jasa yang dihasilkan yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan sistem
(7) Homoestatis dinamis
Sistem terbuka mempunyai mekanisme dalam dirinya untuk mengatur sedemikian rupa sehingga mencapai suatu keadaan yang mantap yang terus berubah mengikuti perubahan – perubahan lingkungan
(8) Diferensiasi
Sistem terbuka cenderung berkembang menuju multiplikasi atau perbanyakan dan elaborasi atau perincian peranan – peranan dengan spesialisasi fungsi yang lebih besar dari bagian – bagiannya.
(9) Ekuifinalitas
Sistem terbuka mempunyai kemampuan – kemampuan untuk mencapai hasil – hasil yang sama dari kondisi – kondisi yang berbeda dengan menggunakan proses yang berbeda.

A.    Suprasistem Dalam Sistem Pendidikan Nasional
Suprasistem dari sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan kehidupan masyarakat dalam bernegara dan berbangsa, yang mencakup masyarakat nasional domestik atau masyarakat dalam negeri sebagai lingkungan proksimal dan masyarakat Internasional sebagai lingkungan distal.
Sistem – sistem kehidupan yang berada dalam suprasistem dari sistem pendidikan nasional yang berpengaruh terhadap sistem pendidikan nasional adalah :
1)      Sistem Sosial Budaya
Sistem sosial budaya adalah keseluruhan bentuk tatanan kehidupan bersama/ berkelompok yang mempunya pola budaya tertentu
Implikasi dari sistem sosial budaya terhadap sistem pendidikan nasional  berupa (a). Kondisi sistem sosial menjadi landasan ekologis sitem pendidikan nasional dan (b) kondisi sistem budaya menjadi landasan idiil sistem pendidikan nasional
2)      Sistem Biososial (Penduduk)
Penduduk adalah kumpulan orang yang menghuni sesuatu kesatuan wilayah. Sistem biososial yaitu kumpulan orang yang memiliki struktur tertentu
Implikasi Sistem biososial terhadap sistem pendidikan nasioanal berupa (a) penduduk sebagai sistem biososial menyiratkan adanya suatu permintaan masyarakat akan pendidikan “socity’s social demand of education” secara kualitatif dan kauntitatif, (b) penduduk sebagai sistem biososial menjadi landasan operasional sistem pendidikan nasional
3)      Sistem Ekonomi Makro
Studi perilaku perekonomian secara agrerat, misalnya tentang kemakmuran dan resesi, output barang dan jasa, total perekonomian dan laju pertumbuhan output, laju inflasi dan pengangguran, neraca pembayaran dan nilai kurs.
Implikasi sistem ekonomi makro terhadap dunia pendidikan dapat dilihat dari (a) kondisi ekonomi makro negara menjadi landasan operasional sistem pendidikan nasional dan (b) pendapatan perkapita menjadi landasan operasional sistem pendidikan, dalam arti menentukan rata – rata setiap keluarga dalam menyediakan biaya pendidikan.  
4)      Sistem Politik
Sistem memperoleh kekuasaan dan menggunakannya untuk mewujudkan cita – cita hidup bernegara dan berbangsa.
Implikasi sistem politik terhadap dunia pendidikan nasional berupa (a) kondisi sistem politik menjadi landasan manajerial sistem pendidikan nasional pola pemerintahan negara dapat mempengaruhi perencanaan, kepemimpinan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan, (b) kondisi sistem politik menjadi landasan manajerial sistem pendidikan nasional.

B.     Sistem Pembelajaran Dalam Standar Proses Pendidikan
Sebagaimana yang telah dikemukan diatas, bahwa salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas proses pendidikan adalah pendekatan sistem. sehingga dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional, diperlukan penyusunan standar proses pendidikan. Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana pelaksanaan pendidikan ditingkat satuan pendidikan, maupun yang dilaksanakan oleh guru dalam satu proses pembelajaran.
Kaitannya dengan standar proses, ada beberapa faktor yang  berpengaruh terhadap sistem pendidikan nasional, yakni :
1.      Faktor Guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik, dan taktik pembelajaran. Setiap guru akan memiliki pengalaman, pengetahuan, kemampuan, gaya, dan bahkan pandangan yang berbeda dalam mengajar. Guru yang menganggap mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran akan berbeda dengan guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada peserta didik. Arends (2004 : 16)  menegaskan bahwa Guru tidak akan ke sekolah dengan mengetahui segala hal yang harus mereka ketahui, tetapi dengan mengetahui bagaimana Menemukan apa yang perlu mereka ketahui, kemana memperolehnya, dan bagaimana cara membantu orang lain untuk memaknainya.   
2.      Faktor Peserta Didik
Peserta didik (siswa) adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 ditegaskan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat  yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses  pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Senada dengan pengertian peserta didik dalam UU No. 20 tahun 2003, Sudarwan Danim (2010: 1) juga mengemukakan bahwa Peserta didik merupakan sumber utama dan terpenting dalam proses pendidikan formal”. Peserta didik bisa belajar tanpa guru. Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar tanpa adanya peserta didik.
Oemar Hamalik (2004: 99) menjelaskan bahwa Peserta didik merupakan salah satu komponen dalam pengajaran, disamping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran.  Abu Ahmadi (1991: 251) mengemukakan Peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu.
3.      Faktor sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Kaitannya dengan kelengkapan sarana dan prasarana bagi satuan pendidikan, sangat bermanfaat bagi (a) menumbuhkan gairah dan motivasi guru dalam pembelajaran (b) memberikan berbagai pilihan pada peserta didik untuk belajar.
4.      Faktor Lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologis. Faktor organisasi kelas berkaitan langsung dengan jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar. Kaitannya dengan peserta didik, Uyo Sadullah memberikan penjelasan terkait 4 (empat) karakteristik :
1)      Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga merupakan makhluk yang unik.
2)      Individu yang sedang berkembang. Anak mengalami perubahan dalam dirinya secara wajar.
3)       Individu yang membutuhkan bimbingan individual.
4)      Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri dalam perkembangannya peserta didik memiliki kemampuan untuk berkembang kea rah kedewasaan.
Dari 4 (empat) karakteristik diatas, menunjukkan bahwa, jika dalam suatu proses pembelajaran yang terdiri dari jumlah peserta didik yang banyak, maka dibutuhkan suatu ketrampilan yang baik sehingga dapat memberikan kepuasan yang sama pada peserta didik dengan keterbatasan waktu yang dimiliki.
Daftar Pustaka
Anderson W. Lorin et.al, 2010 Pembelajarn, Pengajaran dan Asesmen, Yogyakarta Pustaka Pelajar.
Buhari Alma, 2010, Guru Profesional, Bandung, Alfabeta
Oemar H. Malik 2009, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta Bumi Aksara
Redja Mudyahardjo, 2001, Pengantar Pendidikan, Jakarta Raja Grafindo Persada
Uyo Sadulloh, 2003, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung Alfabeta
Wina Sanjaya 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, jakarta, Kencana




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WASIAT SULTAN MUHAMMAD AL-FATIH UNTUK ANAKNYA

"Tak lama lagi aku akan menghadap Allah Subhanahu waTa'ala. Namun aku sama sekali tidak merasa menyesal, sebab aku meninggalk...