Minggu, 05 April 2020

PERKEMBANGAN SAINS


Oleh :
Asyhari A. Usman
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar Pada Pertemuan ke-5  atau pertemuan ke-3 perkuliahan online Program Studi Pendidikan Sejarah


A.    Pengertian Sains
Dalam kesadaran terjadi perbedaan antara kegiatan menyadari dan isi kesadaran. Ada subjek yang menyadari dan ada objek yang disadari. Dari objek yang terpisah dari subjek didapat pengetahuan yang objektif dan berlaku universal karena didapat dari kegiatan menggali pengetahuan tanpa melibatkan subjektivitas. Pengetahuan sendiri sebernya netral dan bebas nilai, namun arah perkembangannya tergantung pada kehendak subjek yang menggalinya. S. Wonorahardjo (2010 : 8).
Agus Purwanto (2009 : 187-188) dalam buku Ayat – ayat semesta menegaskan bahwa Sains adalah prodak manusia seperti halnya musik, film, lukisan, patung, bangunan dan banyak lagi lainnya. Setiap produk, apapun jenisnya, pasti membawa tata nilai dan pandangan hidup atau pandangan dunia dari produsennya. Sains sebagai produk manusia tidak dapat dikecualikan atau diistimewakan. Ia membawa pandangan dunia tertentu kreatornya. Sains selain lebih abstrak, juga relatif tidak memiliki bandingan. Didunai musik orang mengenal musik barat, India, musik padang pasir, sementara sains sampai saat ini kita hanya punya satu sains dominan, yakni sains moderen atau sains barat. Lebih lanjut ditegaskan bahwa sains dapat dikatanakn sebagai produk manusia dalam menyibak realitas, dengan demikian dapat dikatakan akan ada lebih dari satu sains, dan sains satu dengan yang lain dibedakan pada apa makna realitas dan cara apa yang dapat diteri untuk mengetahui realitas tersebut.     
Istilah sains merupakan alih bahasa dari “science” yang berasal dari bahasa latin “scire”, artinya “to khow” dalam arti sempit sains diartikan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif. Dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki dua pengertian. Pertama, ilmu diartikan sebagai suatu pengetahuan  tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode – metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan)btersebut. Kedua Ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian. Tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin dan sebagainya. Uyoh Sadulloh (2009 : 43). Selain pengertian ilmu dalam kamus Besar bahasa Indonesia juga ditemukan kata “Sains” yang berarti (1) Ilmu teratur (sistematis) yang dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya (2) Ilmu yang berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata (fisika, kimia, biologi)
Titus (1959) dalam Uyoh Sadulloh (2009 : 43) menegaskan bahwa sains artinya sebagai common sense yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan terhadap benda – benda atau peristiwa – peristiwa dengan menggunakan metode observasi yang teliti dan kritis. Selain Titus, Ashley Montagu, mendefenenisikan sains sebagai pengatahuan yang disusun dan berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman untuk menentukan hakekat  dan prinsip tentang hal yang dipelajari.
Conant (dalam Usman, 2006: 1) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Selain Conant, Carin & Sund (1989) mendefinisikan sains adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol.
S. Wonorahardjo (2010 : 11) dalam buku Dasar – Dasar Sains mengatakan, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan singkat sebagai sains. Sains (Inggris : science) berasal dari kata latin “scientia” yang berati, (1) pengetahuan tentang atau tahu tentang; (2) pengetahuan, pengertian, faham yang benar dan mendalam. Lebih lanjut ditegaskan bahwa Ilmu merujuk ke (1) studi sistematis (systematical study), (2) tubuh pengetahuan yang terorganisasi (the organized body of knowledge), dan (3) pengetahuan teoritis (theoretical knowledge).
Sains merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistemtisasisakn “common sense”, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari – hari, dan dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah. Uyo Sadulloh (2009 : 44).
Harsoyo (1977) dalam Uyo Sadulloh (2009 : 44) mengemukakan bahwa sains mengandung pengertian :
1)      Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau kesatuan pengetahuan yang terorganisasikan.
2)      Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh pancaindra manusia.
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat disimpulkan, bahwa Sains merupakan suatu pendekatan yang digunakan seseorang dalam mengamati secara langsung tentang kejadian secara sistematis dan  diuji kebenarannya atau dapat dikatakan sains merupakan gambaran tentang hal – hal yang dipelajari dalam runag dan waktu berdasarkan daya jangkauan logika dan diamati oleh panca indra manusia.
      
B.     Karakteristik Sains
Kemajuan dalam pengetahuan yang dihasilkan oleh sains itu memungkinkan, karena beberapa karaktersitik yang dimiliki sains. Radall dan Buchker dalam Uyo Sadulloh (2009: 46) mengemukakan beberapa ciri umum sains, antara lain :
a)      Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama. Artinya, hasil sain yang lalu dapat dipergunakan untuk penyelidikan dan penemuan hal – hal baru, dan tidak menjadi monopoli bagi yang menemukannya saja. Setiap orang dapat menggunakan atau memanfaatkan hasil penemuan orang lain.
b)      Hasil sains kebenarannya tidak mutlak, dan bisa terjadi kekeliruan, karena yang menyelidiknya adalah manusia. Tetapi perlu di sadari bahwa kesalahan – kesalahan bukan karena metode, melainkan terletak pada manusia yang menggunkan metode tersebut.
c)      Sain bersifat objektif, artinya prosedur kerja atau cara kerja penggunaan metode sains tidak bergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi.
karakteristik sains yang khas adalah sains ditempuh melalui berbagai proses penyelidikan secara berkelanjutan, yang berkontribusi dengan berbagai cara untuk membentuk sistem yang unik. Berdasarkan pada definisi tersebut, karakteristik sains yang khas adalah sains ditempuh melalui berbagai proses penyelidikan secara berkelanjutan, yang berkontribusi dengan berbagai cara untuk membentuk sistem yang unik. A. Widowati (2008 : 2) Lebih lanjut ia menandaskan bahwa ”the whole science is nothing more than a refinement of everyday thinking”. Kalimat tersebut maksudnya adalah metode berpikir atau pola pikir sains tidak sama dengan pola pikir sehari - hari, di mana berpikirnya harus menjalani “refinement” sehingga cermat dan lengkap.

C.    Fungsi dan Sifat Sains
S. Wonorahardjo (2010) dalam buku Dasar – dasar Sains mengemukakan bahwa Sains secara pragmatis dapat ditinjau menurut fungsi – fungsinya, yakni :
1)      Sains membantu manusia berpikir dalam pola sistematik;
Manusia lebih menempatkan segala sesuatu ke dalam pikiran menurut struktur yang logis dan lebih objektif. Hal ini menunjukkan bahwa sains berhubungan langsung dengan peggunaan logika dan matematika dalam memecahkan permasalahan yang lebih sistematis dan terukur.
2)      Sains dapat menjelaskan gejala alam serta hubungan satu sama lain;
Berdasarkan sifat-sifat utama sains, berupa :
a)      Analitis; yaitu dapat meneliti setiap bagian dari objek dengan seksama dan terstruktur.
b)      Logis; dapat dipikirkan dan diamati dengan sederhana serta memberikan serangkaian sebab – akibat dalam proses-prosesnya.
c)      Sistematis; urutan penjelasan harus ada dan sifatnya logis serta berhubungan dengan sebab akibat. Selain itu penjelasan masing – masing bagian adalah hasil dari pengelompokan atau klasifikasi berdasarkan pemikiran logis, tidak berlawanan satu sama lain namun dapat pula saling menunjang dan melengkapi.
d)     Kausatif; menjelaskan gejala alam berdasarkan penyebab – penyebabnya.
e)      Kuantitatif; artinya dapat diukur dan apa yang dilaporkan dalam bentuk angka – angka dapat dipercaya secara statistik.
Banyak sekali gejala alam yang sebetulnya belum kita pahami dan sains membantu kita, karena sains dibangun dari penemuan dan perumusan konsep dialam yang telah diuji kebenarannya. Dengan demikian sains merupakan kumpulan pengetahuan mengenai alam.
3)      Sains dapat digunakan untuk meramalkan gejala alam yang akan terjadi berdasarkan pola gejala alam yang dipelajari.
Jika ada hukum alam dapat dijamin akan mengikuti hukum alam tersebut, atau pengamatan ilmiah mengenai suatu objek akan menghasilkan pengetahuan mengenai objek tersebut dan pengamatnya dapat mengenali gerak-gerik objeknya serta meramalkan langkah-langkah alamiah objeknya. Hal ini yang kemudian menentukan sifat Sains sebagai Kausatif.
4)      Sains digunakan untuk menguasai alam dan mengendalikannya demi kepentingan manusia.
Dengan serangkaian pengamatan serius mengenai gejala alam dan dengan demikian sifat – sifatnya diketahui manusia, manusia akan berusaha mengatur dan mengendalikan alam dengan tujuan tertentu yang berkaitan dengan kepentingan manusia.
5)      Sains digunakan untuk melestarikan alam karena sumbangan ilmunya mengenai alam.
Dari pengamatan dan analisis yang mendalam mengenai alam ilmuan akan tau sampai dimana alam dapat dimanfaatkan dan sampai dimana alam justru di rusak oleh aktivitas manusia. 
D.    Kelebihan dan Kekurangan Sains
1)      Kelebihan Sains
Tidak bisa disangkal bahwa sains telah banyak memberikan sumbangannya terhadap kehidupan ummat manusia, misalnya dalam perkembangan sains, dan teknologi kedokteran, sains dan teknologi komunikasi dan informasi, karena Sains merupakan hasil kerja pengalaman, observasi, eksperimen dan verifikasi.
Agus Purwanto (2009 : 191) menggambarkan, bahwa fisika Newton berhasil secara spektakuler menjelaskan sejumlah besar fenomena fisis. Keberhasilan ini memunculkan perasaan yakin bahwa fisika Newtonian mampu menjelaskan semua peristiwa. Para ilmuan yakin bahwa the ultimate theory telah didapatkan. Keyakinan ini dipresentasikan oleh James Clark Maxwell saat tampil memberi kuliah inaugurasi di Universitas Cambridge pada 1871. Maxwell menyatakan optimismenya bahwa dalam waktu dekat semua konstanta fisika akan terestimasi. Alasannya mekanika klasik dan elektrodinamika, selain dipandang mampu menggambarkan semua fenomena fisis, juga telah memicu revolusi industri.
S. Wonohardjo (2009 : 70) juga memberikan penjelasan bahwa alam merupakan sumber pengetahuan yang utama bagi manusia, manusia dapat menyadari alamnya lewat pengamatan seksama yang dilanjutkan dengan mempelajari lebih jauh lagi apa yang telah diamati tersebut.  
2)      Kekurangan Sains
Ada beberapa kekurangan sains menurut Uyoh Sadulloh ( 2003 : 48) :
a)      Sains bersifat objektif, menyampingkan penilaian yang sifatnya subjektif. Sain menyampingkan tujuan hidup, sehingga dengan demikian sains dan teknologi tidak bisa dijadikan pembimbing bagi manusia dalam menjalani hidup ini (Hocking, 1942)
b)      Manusia hidup dalam kurun waktu yang panjang. Jika ia terbenar dalam dunia fisik, maka akan hampa dari makna dalam hidup yang penuh arti ini. Oleh karena itu sains membutuhkan pendamping dalam operasinya, selain filsafat untuk memberikan nilai – nilai hidup, yang paling penting adalah agama yang memiliki kebenaran dan nilai – nilai hidup yang mutlak. Albert Einstein mengatakan Sains tanpa agama lumpuh dan agama tanpa sains adalah buta (Science withouot religion is lame, religion without science is blind).
Pandangan ini juga digambarkan oleh Agus Purwanto dalam bukunya yang berjudul Ayat – ayat Semesta, bahwa Sains modern telah bergerak menuju deisme, kepercayaan bahwa Tuhan memulai alam semsta, tetapi kemudian membiarkannya berjalan sendiri. Jika dianalogikan dengan jam, peran Tuhan seolah – olah dibatasi sebagai pembuat jam belaka, setelah itu diam dikejauhan dan membiarkan jam berjalan sendiri sampai rusak. Tuhan yang pensiun, deus otiosus, karena Tuhan tidak mempunyai pekerjaan lagi.    
E.     Sains di Masa Depan
Sejarah ilmu pengetahuan telah membuktikan kebenaran ketundukan ciptaan kepada Sang Pencipta. Klaim kepensiunan dan ketiadaan Tuhan para filsuf dan ilmuan ateis yang menyandarkan arugemnnya pada fisika klasik akhirnya dimungkiri sendiri oleh sains. Tepatnya fisika moderen. Sain memperlihatkan bahwa Tuhan tidak pensiun melainkan terus menerus mencipta, menghancurkan, dan mengulangi aksi penciptaan makhluk Nya. A. Purwanto (2009 : 196). Lebih lanjut pada halaman (344) A.
Aktivitas – aktivitas yang mengawali lahirnya sains baru akan menghasilkan perubahan dan pembentukan struktur baru yang menghasilkan paradigma baru yang dicetuskan oleh masyarakat ilmiah tertentu. Dalam proses ini paradigma baru dapat dibangun dari asumsi teoritis yang umum dan teknik serta metode yang dipilih dan diadopsi oleh masyarakat ilmiah. S. Wonorahardjo. (2009 : 121)
Titik berat sains di masa depan kemungkinan besar akan menggarap dua lapangan penting, yaitu teknologi komunikasi dan upaya pemecahan masalah krisis energi yang tidak dapat lagi bergantung pada sumber energi alami seperti minyak dan gas bumi, energi batu bara, energi air, serta energi angin. Sains makro (alam lingkungan hidup manusia) dan sains mikro (molekul, atom, dan inti atom) akan semakin berkembang dan mendalam dengan komunikasi yang baik antara keduanya. Sain murni dan sains aplikatif (dalam teknologi) sama – sama lebih berkembang dan menunjang satu sama lain. Semua ini akan sangat ditunjang oleh teknologi komputasi yang dapat melakukan perhitungan tingkat tinggi dan sangat teliti serta dapat dipercaya. S. Wonorahardjo. (2009 : 175). Lebih lanjut ditegaskan bahwa dengan adanya komputer dan bahasa matematika yang semakin canggih maka apapun kerja teoritis akan menghasilkan segala rumusan gejala alam ditinjau dari segi teoritis. Dan untuk membuktikannya dilakukan perlakuan empiris.
Suasana pemikiran yang lebih terpusat pada informasi akan menggeser pemahaman tentang alam yang dipikirkan oleh manusia di era sebelumnya. Sains moderen dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan di zaman moderen. Selain itu sains sendiri bertambah dimensinya dari waktu – ke waktu karena banyaknya kontak dan integrasi dengan materi di bidang kajian ilmu lainnya.
Daftar Pustaka
Agus Purwanto, 2009, Ayat – Ayat Semesta Sisi – Sisi Al-Quran yang Terlupakan Bandung, Mizan Media Utama
J. S. Suriasumantri, 2010 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta Pustaka Sinar Harapan.
S. Wonorahardjo 2010, Dasar – dasar Sains Menciptakan Masyarakat Sadar Sains, Jakarta Indeks.
Uyo Sadulloh, 2003, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung Alfabeta  
Asri Widowati, 2008, Diktat Pendidikan Sains, Fakultas MIPA Universitas Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WASIAT SULTAN MUHAMMAD AL-FATIH UNTUK ANAKNYA

"Tak lama lagi aku akan menghadap Allah Subhanahu waTa'ala. Namun aku sama sekali tidak merasa menyesal, sebab aku meninggalk...